D. Mengonstruksi Sebuah Karya Ilmiah dengan Memperhatikan Isi, dan Kebahasaan Karya Ilmiah

Kegiatan 1 Mengungkapkan Informasi Berdasarkan Isi Karya Ilmiah

Karya ilmiah yang menjadi bahan untuk diskusi, lazim disebut dengan makalah. Makalah sering pula disebut kertas kerja, yakni suatu karya ilmiah yang membahas suatu persoalan dengan pemecahan yang didasarkan hasil kajian literatur atau kajian lapangan. Makalah merupakan karya ilmiah yang secara khusus dipersiapkan dalam diskusi-diskusi ilmiah, seperti simposium, seminar, atau lokakarya.

Makalah terdiri atas pendahuluan, pembahasan, dan simpulan. Untuk penjelasan ketiga hal tersebut, perhatikan urutan berikut ini.

1. Pendahuluan
Bagian ini menguraikan masalah yang akan dibahas yang meliputi:
a. latar belakang masalah,
b. perumusan masalah, dan
c. prosedur pemecahan masalah.

2. Pembahasan
Bagian ini berisi tentang hasil kajian penulis dalam mengeksplorasi jawaban terhadap masalah yang diajukan, yang disertai dengan data pendukung dan argumentasi-argumentasi yang berlandaskan pandangan ahli serta teori yang relevan.

3. Simpulan
Bagian ini merupakan simpulan dan bukan ringkasan dari pembahasan. Simpulan adalah makna yang diberikan penulis pada hasil diskusi/uraian yang telah dibuatnya pada bagian pembahasan. Dalam mengambil simpulan, penulis makalah harus mengacu kembali ke permasalahan yang diajukan dalam bagian pendahuluan.

Pada bagian akhir makalah harus dilengkapi dengan daftar pustaka, yakni sejumlah sumber yang digunakan di dalam penulisan makalah tersebut. Yang dimaksud dengan sumber bisa berupa buku, jurnal, majalah, surat kabar, ataupun laman dari internet. Sumber-sumber tersebut disusun secara alfabetis dengan memuat:

  1. nama penulis,
  2. tahun/edisi penerbitan,
  3. judul buku, artikel, atau berita,
  4. kota penerbit,
  5. nama penerbit.

Misalnya, pokok pikiran karangan kita itu diperoleh dari buku yang ditulis oleh E. Kosasih yang berjudul Kompetensi Ketatabahasaan dan Kesusastraan, Cermat Berbahasa Indonesia. Kita dapat menuliskannya dalam daftar pustaka seperti berikut.

Kosasih, E.. 2003. Kompetensi Ketatabahasaan dan Kesusastraan,
Cermat Berbahasa Indonesia. Bandung: Yrama Widya.

atau

Kusmana, Suherli. 2010. Merancang Karya Tulis Ilmiah. Bandung:
Rosdakarya.

Dalam daftar pustaka tersebut, di samping nama penulis dan judul bukunya, harus dicantumkan tahun terbit, nama, beserta kota tempat buku itu diterbitkan.

  1. Kosasih, E., nama penulis.
  2. 2003, tahun buku itu diterbitkan.
  3. Kompetensi Ketatabahasaan dan Kesusastraan, Cermat Berbahasa Indonesia, judul buku.
  4. Bandung, nama kota/tempat domisili penerbit.
  5. Yrama Widya, penerbit.

Kegiatan 2 Menulis Karya Ilmiah dengan Memperhatikan Sistematika dan Kebahasaan

 Untuk menulis karya ilmiah yang baik, langkah-langkah yang harus kita tempuh adalah sebagai berikut.

1. Menentukan topik
Langkah awal menulis sebuah karya ilmiah adalah menentukan topik. Langkah awal itu lebih tepatnya disebut sebagai penentuan masalah apabila karya ilmiah yang akan ditulis itu berupa laporan hasil penelitian.

Baik itu berupa topik ataupun rumusan masalah, hal-hal yang harus diperhatikan pada langkah ini adalah topik/masalah itu haruslah:

a. menarik perhatian penulis,
b. dikuasai penulis,
c. menarik dan aktual, serta
d. ruang lingkupnya terbatas.

2. Membuat kerangka tulisan
Langkah ini penting dilakukan untuk menjadikan tulisan kita tersusun secara lebih sistematis. Langkah ini juga sangat membantu di dalam penelusuran sumber-sumber yang diperlukan di dalam pengembangannya. Berikut contohnya.

Peranan Pemuda dalam Pembangunan

1. Pendahuluan
Peranan pemuda dalam sejarah perjuangan bangsa:
a. pemuda pada masa prakemerdekaan;
b. pemuda di zaman kemerdekaan; dan
c. pemuda di masa pembangunan.

2. Pembahasan
a. potensi pemuda sebagai modal dasar pembangunan bangsa;
b. sektor-sektor pembangunan yang dapat diisi oleh pemuda; dan
c. faktor penunjang dan kendala:
1) kendala psikologis,
2) kendala sosial, dan
3) kendala ekonomi.

3. Penutup

Kerangka tersebut dikembangkan dari topik “Peranan Pemuda dalam Pembangunan”. Sesuai dengan struktur umum karya ilmiah, topik itu pun kemudian dikembangkan ke dalam tiga bagian: pendahuluan, pembahasan, dan penutup. Dengan kerangka seperti itu, kita bisa memetakan bahasan-bahasan yang dianggap relevan dengan topik yang akan dibahas.

3. Mengumpulkan bahan
Langkah ini sangat penting di dalam menyusun sebuah karya ilmiah. Berbeda dengan menulis fiksi yang bisa saja berdasarkan imajinasi, karya ilmiah tidaklah demikian. Agar tulisan itu tidak kering, kita memerlukan sejumlah teori dan data yang mendukung terhadap topik itu. Bahan-bahan yang dimaksud dapat bersumber dari buku, jurnal ilmiah, surat kabar, internet, dan sumber-sumber lainnya. Adapun data itu sendiri dapat diperoleh melalui kegiatan observasi, wawancara, angket, dan teknik-teknik pengumpulan data lainnya.

4. Pengembangan kerangka menjadi teks yang utuh dan lengkap
Kerangka yang telah dibuat, kita kembangkan berdasarkan teori dan data yang telah dipersiapkan sebelumnya. Langkah pengembangan tersebut harus pula memperhatikan kaidah-kaidah kebahasaan yang berlaku pada penulisan karya ilmiah.