KEGIATAN 1
Menganalisis Sistematika Karya Ilmiah
Isi karya ilmiah memang
dapat berkaitan dengan banyak hal, sepanjang hal-hal tersebut bukan sesuatu
yang imajinatif. Masalah-masalah dalam karya ilmiah mencakup berbagai hal yang
bersifat empiris (pengalaman nyata), mulai dari masalah keagamaan, bahasa,
budaya, sosial, ekonomi, politik, alam sekitar, dan sebagainya.
Pada dasarnya, makalah
terdiri atas dua bagian utama, yaitu bagian tubuh dan pelengkap. Bagian tubuh
terdiri atas pendahuluan, isi/pembahasan, dan penutup. Bagian pelengkap terdiri
atas judul, kata pengantar, daftar isi, dan daftar pustaka.
KEGIATAN 2
Menganalisis Kebahasaan Karya Ilmiah yang Dibaca.
Telah kita pelajari pada
materi terdahulu bahwa salah satu ciri karya ilmiah adalah bersifat objektif.
Objektivitas suatu karya ilmiah, antara lain, ditandai oleh pilihan kata yang
bersifat impersonal. Hal ini berbeda dengan teks lain yang bersifat non ilmiah,
semacam novel ataupun cerpen yang pengarangnya bisa ber-aku, kamu, dan dia.
Kata ganti yang digunakan dalam karya ilmiah harus bersifat umum, misalnya
penulis atau peneliti.
Dalam hal ini, penulis tidak boleh menyatakan proses pengumpulan
data dengan kalimat seperti “Saya bermaksud mengumpulkan data dengan
menggunakan kuesioner”. Kalimat yang harus digunakan, adalah “Di dalam
mengumpulkan data penelitian ini, penulis menggunakan kuesioner.”
Dalam kalimat tersebut, kata ganti saya diganti penulis, atau
bisa juga peneliti. Cara lain dengan mengatakannya dalam kalimat pasif,
misalnya, “Di dalam penelitian ini, digunakan kuesioner. Di dalam kalimat
tersebut, subjek penelitian dinyatakan secara tersurat. Dalam komunikasi
ilmiah, memang penulis diharapkan sering mempergunakan kalimat pasif seperti
contoh di atas.
Karya ilmiah memerlukan kelugasan dalam pembahasannya. Karya
ilmiah tidak menggunakan penggunaan kata dan kalimat yang bermakna lebih dari
satu. Karya ilmiah mensyaratkan ragam yang memberikan keajegan dan kepastian
makna. Dengan kata lain, bahasa yang digunakannya itu harus produktif. Dalam
artian, apabila penulis menyampaikan informasi, misalnya, yang bermakna X,
pembacanya juga harus memahami informasi itu dengan makna X.Informasi X yang
dibaca harus merupakan reproduksi yang benar-benar sama dari informasi X yang
ditulis.
Ragam bahasa yang digunakan karya ilmiah harus lugas dan
bermakna denotatif. Makna yang terkandung dalam kata-katanya harus diungkapkan
secara eksplisit untuk mencegah timbulnya pemberian makna yang lain. Untuk itu,
dalam karya ilmiah kita sering mendapatkan definisi atau batasan dari kata atau
istilah-istilah yang digunakan. Misalnya, jika dalam karya itu digunakan kata
seperti frasa atau klausa, penulis itu harus terlebih dahulu menjelaskan arti
kedua kata itu sebelum ia melakukan pembahasan yang lebih jauh. Hal tersebut
penting dilakukan untuk menyamakan persepsi antara penulis dengan pembaca atau
untuk menghindari timbulnya pemaknaan lain oleh pembaca terhadap maksud kedua
kata itu.
Makna denotasi adalah makna kata yang tidak mengalami perubahan, sesuai dengan konsep asalnya. Makna denotasi disebut juga makna lugas. Kata itu tidak mengalami penambahan-penambahan makna. Adapun makna konotasi adalah makna yang telah mengalami penambahan. Tambahan-tambahan itu berdasarkan perasaan atau pikiran seseorang terhadap suatu hal.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh-contoh lain dalam tabel
di bawah ini!
Denotasi
Contoh
kalimat Dan Makna
- Tangan kiri Arman terkilir
sewaktu bermain bola = posisi, lawan dari kanan
- Malam ini udara terasa sangat
panas = suhu
- Adikku senang mengenakan
pakaian hitam bila keluar rumah = warna gelap
- Rupanya tiang ini dilapisi
besi, pantas saja kepalaku benjol = jenis logam
- Kopi ini kok kurang manis, ya.
Tolong tambahi gula = rasa
Konotasi
Contoh
kalimat Dan Makna
- Partai politik yang beraliran
kiri dilarang di Indonesia = ideologi, aliran politik
- Hatiku panas begitu melihat
Ahmad dimarahi Pak Lurah = emosi, marah
- Ia sudah insaf, tidak ingin
lagi tenggelam ke dalam dunia hitam = kemaksiatan, kehinaan
- Firaun terkenal sebagai raja
yang bertangan besi = diktator
- Gadis manis itu? Siapa lagi
kalau bukan adikku = cantik, rupawan
0 Comments