C. MENGANALISIS HASIL DEBAT

KEGIATAN 1

Menganalisis Pendapat Tim Afirmasi, Tim Oposisi, dan Tim Netral dalam Debat

Meskipun tujuan debat tidak untuk mencapai kesepakatan atau persamaan pendapat dalam menyikapi mosi, tetapi masing-masing pihak harus mempertahankan pendapatnya yang sesuai dengan fakta. Apabila argumen yang disampaikan satu pihak lebih kuat dan lebih meyakinkan, bukan tidak mungkin pada akhir debat pihak lain akan mengubah pendapatnya tentang mosi.

Sebelum menganalisis kekuatan dan kelemahan pendapat pihak-pihak yang berdebat, hal yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah mengidentifikasi pendapat dan argumen yang disampaikan masing-masing pihak.

 

KEGIATAN 2

Mengidentifikasi Bahasa Debat

Pada bagian ini kamu akan mempelajari debat ilmiah, bukan debat kusir seperti yang biasa kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam debat kusir bertujuan untuk mengalahkan pendapat pihak lain seringkali dilakukan tanpa memedulikan kesahihan argumen yang disampaikan.

Sebagai sebuah kegiatan ilmiah, debat dilakukan dengan menggunakan ragam bahasa baku sekaligus ilmiah. Tujuan pemilihan ragam bahasa adalah menghindari salah tafsir, baik dalam penggunaan ragam bahasa tulis maupun lisan, kelengkapan, kecermatan, dan kejelasan pengungkapan ide harus diperhatikan.

Berikut ini adalah ciri ragam bahasa ilmiah.

  • Kaidah bahasa Indonesia yang digunakan harus benar sesuai dengan kaidah bahasa baku, baik kaidah tata ejaan maupun tata bahasa (pembentukan kata, frasa, klausa, kalimat, dan paragraf).
  • Ide yang diungkapkan harus benar sesuai dengan fakta dan dapat diterima akal sehat (logis), harus tepat, dan hanya memiliki satu makna, padat, langsung menuju sasaran, runtun dan sistematis. Hal ini tergantung pada ketepatan pemilihan kata (diksi) dan penyusunan struktur kalimat sehingga kalimat yang digunakan efektif.
  • Kata yang dipilih memiliki makna sebenarnya (denotatif).

Bahasa baku adalah ragam bahasa yang telah ditetapkan sebagai ragam yang dapat diterima dan berfungsi sebagai model untuk suatu masyarakat. Jadi, ada tiga aspek dalam bahasa baku yang saling menyatu yaitu kodifikasi, keberterimaan dan difungsikan sebagai model.

Selain itu, dalam debat sebaiknya penggunaan kata-kata berbahasa daerah atau asing, bahasa prokem dan bahasa gaul harus diminimalkan. Tujuannya agar tidak saling ketersinggungan dan mengakibatkan acara debat karena antarpihak tidak saling memahami kata yang digunakan.

Perhatikan contoh kalimat berikut ini.

  1. Pemerintah seharusnya tidak menutup mata pada fakta bahwa UN telah memakan banyak korban.
  2. Banyak banget siswa jatuh bergelimpangan karena takut gagal dalam Ujian Nasional.

Kalimat (1) dan kalimat (2) di atas merupakan contoh kalimat tidak baku. Ketidakbakuan kalimat (1) dan (2) karena menggunakan frasa bermakna konotatif yaitu frasa menutup mata dan jatuh bergelimpangan. Kalimat kedua ketidakefektifan kalimatnya juga disebabkan penggunaan kata-kata dari bahasa daerah yaitu kata banget.

Pembenahan kedua kalimat di atas agar menjadi kalimat ragam ilmiah yang baku dapat kamu lihat pada bagian berikut.

  1. Pemerintah seharusnya peduli pada fakta bahwa UN telah memakan banyak korban.
  2. Banyak sekali siswa frustasi karena takut atau gagal dalam Ujian Nasional.