2. Hidup Merdeka Lahir Batin
Perkumpulan Selasa Kliwon pada tahun 1921 telah menugaskan kepadi Ki Hadjar
Dewantara untuk mendidik jiwa merdeka bagi anak-anak, guna mencapai Indonesia
merdeka. Untuk mewujudkan pendidikan jiwa merdeka itu Ki Hadjar Dewantara
mendirikan Perguruan Tamansiswa dengan landasan Asas Tamansiswa 1922. Ada 7 pasal Asas Tamansiswa 1922 yaitu :
- Hidup merdeka
- Hidup tertib damai
- Metode Among
- Menggunakan peradaban bangsa sendiri
- Memeratakan pendidikan
- Hidup mandiri
- Mengabdi kepada Sang Anak
4. Hidup merdeka menurut Asas Tamansiswa 1922 diartikan sebagai hak seseorang akan mengatur diri sendiri dengan mengingati tertib damainya persatuan dalam perikehidupan umum. Hidup merdeka seperti itu dapat diartikan keseimbangan antara hak dan kewajiban asasi. Untuk menjabarkan pola hidup merdeka lahir dan batin Ki Hadjar Dewantara mewariskan 10 fatwa hidup merdeka, yaitu :
- Lawan Sastra Ngesti Mulya artinya dengan ilmu dicapai kebahagia.
Orang yang merdeka selalu menuntut ilmu guna mencapai kebahagiai hidupnya.
- Suci Tata Ngesti Tunggal artinya dengan kesucian hati (ikhlas, rela
berkorban) dan ketertiban lahir (swadisiplin), dicapai persatuan dan kesempurnaan.
- Hak diri untuk mencapai salam bahagia, Artinya tiap orang mempunyai hak untuk
mendapatkan kesejahteraan lahir dan batin. Karena itu hak mencari kesalam-bahagiaan
tidak boleh dihalang-halangi.
- Hak mencapai salam dan bahagia tidak boleh mengganggu tertib damainya
persatuan dalam perikehidupan. Artinya kebebasan menggunakan hak harus
diimbangi dengan kewajiban asasi.
- Alam hidupnya manusia adalah alam perbulatan. Artinya manusia
dikodratkan sebagai makhluk pribadi sekaligus makhluk sosial. Hidup manusia
selalu berkaitan antara kehidupan pribadi, kehidupan berbangsa, dan kehidupan
berkemanusiaan.
- Kodrat alam itulah pedoman yang paling
sempurna. Artinya bila kita
ingin mencari kebaikan, kebenaran, keadilan, kedisiplinan yang paling sempurna
itulah kekuasaan Tuhan terhadap alam dan isinya, termasuk di dalamnya
hukum-hukum alam.
- Tetep, Mantep, Madep, Antep. Artinya orang yang merdeka lahir batin
selalu tetap pada pendirian, mantap dalam memperjuangkan pilihannya,
berkonsentrasi pada tujuan, dan berbobot (profesional) dalam melaksanakan
usahanya.
- Berpikir dan bertindak positif, serta bersemangat optimistis.
- Bersemboyan Kendel, Kandel, Bandel, Andel, tidak cengeng, tidak mudah menyerah, dan dapat dipercaya.
- Dalam menghadapi masalah bersikap Neng, Ning, Nung, Nang, yaitu tenang, hening, merenungkan akibatnya dan wenang bertindak dengan keyakinan akan menang.
3. Hidup Tertib Damai, Salam dan Bahagia
Asas Tamansiswa 1922 yang pertama di samping
menjelaskan tentang kemerdekaan juga menyebutkan bahwa Tertib dan Damai
merupakan tujuan Tamansiswa yang setinggi-tingginya.Tertib adalah
ketertiban kalau tidak bersandar pada kedamaian. Sebaliknya tidak akan ada
orang hidup damai, jika ia dirintangi dalam segala syarat
kehidupannya. Artinya untuk hidup tertib perlu
terlebih dahulu ada kedamaian. Untuk dapat menciptakan
kedamaian perlu ada kemerdekaan atau kebebasan.
- Hidup tertib yang dimaksud adalah hidup teratur, tertata, dan swadisiplin. Ada empat ketertiban yang harus diupayakan oleh setiap orang yaitu. Pertama, tertib hidup yaitu teratur dalam berpikir, berperasaan, berkemauan, dan bertindak.. Kedua, tertib dalam berhubungan dengan Tuhan yaitu beriman, dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Ketiga, tertib dalam berhubungan dengan sesama manusia, yaitu sopan santun (etis) dan indah (estetis). Keempat, adalah tertib dalam memberdayakan alam sekitar, yaitu menjaga kelestarian dan pemberdayaan alam sesuai hukum-hukun alam.
- Hidup damai adalah hidup yang tenteram, tidak gelisah, dan tidak selalu mengeluh. Agar dapat hidup tenteram orang perlu saling kasih sayang, tidak bermusuhan, saling menghargai dan menghormati perbedaan, tidak saling mencela, tolong menolong dan gotong royong, tidak saling menjatuhkan mendiskreditkan. Hidup tertib dan damai adalah hidup tata tentrem.
- Hidup salam dan bahagia adalah hidup yang merasa tercukup kebutuhan lahir dan batinnya. Dengan kemampuan dan hasil yang diperolehnya mereka merasa tercukupi kebutuhan sandang, pancar perumahan, pendidikan, kesehatan, dan hiburan, kebebasan beribadah kebebasan berkumpul dan berpendapat. Hidup salam dan bahagia merupakan sarana untuk hidup damai, dan hidup damai merupakan sarana untuk hidup tertib. Untuk dapat hidup tertib dama salam dan bahagia manusia harus gemar berusaha (makarya) dan hidup sederhana (sekedar ada).
0 Comments