11. Pendidikan Jiwa Merdeka
Pada waktu berdirinya (di masa penjajahan ) Perguruan Tamansiswa bermaksud mendidik jiwa merdeka guna mencapai kemerdekaan Indonesia. Setelah Indonesia merdeka Perguruan Tamansiswa mendidik jiwa merdeka guna mencapai cita-cita dan tujuan nasional bangsa Indonesia, yaitu merdeka, berdaulat, bersatu, adil dan makmur. Jiwa merdeka adalah cara berpikir yang positif, berperasaan luhur serta indah, dan berkemauan mulia.
Berpikir positif artinya memahami sesuatu secara obyektif sesuai apa adanya. Segala sesuatu tidak perlu ditanggapi dengan kekhawatiran, kecurigaan, syirik, irihati, isue, gosip, apalagi fitnah. Berperasaan luhur dan indah artinya dalam mempertimbangkan dan menghayati sesuatu harus didasari petunjuk Tuhan menurut agamanya dan menyejahterakan serta membahagiakan diri dan umat manusia pada umumnya. Berkemauan mulia adalah kemauan untuk hidup tertib damai (tata tentrem) dan salam bahagia (karta raharja}.
Melalui cara berpikir yang positif, berperasaan yang luhur dan inilah, berkemauan yang mulia, akan menghasilkan perbuatan yang terpuji yaitu perbuatan yang berguna bagi diri sendiri, bagi Tuhannya, bagi sesama manusia, serta bagi kelestarian dan perkembangan alam sekitar. Orang yang merdeka jiwanya akan juga merdeka raganya, dan merdeka perbuatannya.
Ada 10 fatwa jiwa merdeka menurut Ki Hadjar Dewantara:
1. Lawan Sastra Ngesti Mulya. Artinya orang yang merdeka selalu berpedoman bahwa dengan ilmu dicapai kebahagiaan. Karena itu orang yang hidup merdeka selalu menuntut ilmu sepanjang hayat.
2. Suci Tata Ngesti Tunggal. Artinya orang yang merdeka berpedoman bahwa “dengan ikhlas/rela berkorban dan swa disiplin dicapai kesatuan persatuan dan kesempurnaan”. Orang yang hidup merdeka selalu bersikap ikhlas, rela berkorban, disiplin, mengupayakan kesatuan persatuan, dan mengupayakan hasil kerjanya sesempurna mungkin.
3. Hidup tertib damai. Tertib teratur, tertata, dan rapi. Damai tidak suka bermusuhan, selalu bersahabat. Orang yang merdeka hidupnya selalu tertib, disiplin, teratur, rapi, dan selalu bersahabat dengan sesama manusia
4. Dalam keadaan apapun selalu salam dan bahagia. Salam artinya sejahtera lahir, merasa tercukupi kebutuhan sandang, pangan, perumahan, kesehatan, pendidikan, dan hiburan. Bahagia artinya merasa terpenuhi kebutuhan batin. Orang yang merdeka selalu mau mensyukuri dan menikmati dari apa yang ada. Mereka tidak mengeluh, tidak menyesali diri, dan tidak menyalahkan orang lain. Mereka bersabar menikmati apa yang ada sambil terus berikhtiar.
5. Alam hidup manusia adalah alam perbulatan. Yaitu alam diri (individu), alam keluarga, alam masyarakat, alam bangsa, dan alam dunia Kelimanya saling berkaitan, saling membutuhkan. Orang yang merdeka tidak mau hidup menyendiri. Mereka saling bekerjasama dengan keluarga, masyarakat, bangsa, dan umat manusia sedunia.
6. Salam bahagia diri tidak boleh menyalahi salam bahagianya hidup bersama. Artinya dalam mensyukuri dan menikmati apa yang ada tidak boleh menyalahi ketentuan / norma keluarga, masyarakat, bangsa, ataupun dunia. Kita bebas menggunakan hak tetapi harus seimbang dengan kewajiban kita terhadap masyarakat, bangsa, dan umat manusia sedunia.
7. Berpikir positif dan bersemangat optimistis. Artinya orang yang merdeka selalu menghindari pemahaman secara negatif, dan dalam berusaha selalu optimis akan berhasil.
8. Bersemboyan : MADEP, MANTEP, KAREP, ANTEP. Artinya orang yang merdeka selalu:
• Madep, berkonsentrasi kepada cita-cita dan tujuan.
• Mantep, mantap terhadap pilihannya sendiri.
• Karep, selalu berkemauan keras untuk mencapai tujuan dan cita-citanya.
• Antep, berbobot, berkualitas dan profesional.
9. Bersemboyan : KENDEL, KANDEL, BANDEL, NGANDEL, Artinya orang yang merdeka selalu:
• Kendel, berani menanggung resiko dalam beruang.
• Kandel, mampu menghadapi segala tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan.
• Bandel, kebal terhadap kritik yang negatif dan godaan
• Ngandel, dapat dipercaya kejujurannya, keadilannya, dan kebenaran serta kebaikannya.
10. Dalam menghadapi masalah berpedoman : NENG, NING, NUNG, NANG. Artinya orang yang merdeka dalam memecahkan masalah dengan cara:
• Neng, meneng, diam, berkonsentrasi, tidak grogi, dan tidak gelisah, apalagi menyalahkan orang lain.
• Ning, hening, memerlukan petunjuk Tuhan sambil mencari alternatif pemecahan.
• Nung, hanung, merenung, mempertimbangkan resiko yang akan terjadi bila pilihan itu dilakukan.
• Nang, wenang, dilaksanakan dengan keyakinan akan menang.
0 Comments